ARTIKEL
MANUSIA PURBA
MENGENAL API
Api adalah zat panas yang ditimbulkan dari
benda yang terbakar, berasal dari proses oksidasi sehingga berupa energi
berintensitas yang bervariasi dan memiliki bentuk cahaya (dengan panjang
gelombang juga di luar spektrum visual sehingga dapat tidak terlihat oleh mata
manusia) dan panas yang juga dapat menimbulkan asap.
Api (warnanya-dipengaruhi oleh intensitas
cahayanya) biasanya digunakan untuk menentukan apakah suatu bahan bakar
termasuk dalam tingkatan kombusi sehingga dapat digunakan untuk keperluan
manusia (misal digunakan sebagai bahan bakar api unggun, perapian atau kompor
gas) atau tingkat pembakar yang keras yang bersifat sangat penghancur, membakar
dengan tak terkendali sehingga merugikan manusia
(misal, pembakaran pada gedung, hutan, dan sebagainya).
(misal, pembakaran pada gedung, hutan, dan sebagainya).
Penemuan cara membuat api merupakan salah
satu hal yang paling berguna bagi manusia, karena dengan api,
golongan Hominids (manusia dan kerabatnya seperti kera) dapat aman
dari hewan buas, memasak makanan, dan mendapat sumber cahaya serta menjaga
dirinya agar tetap hangat.
pernah terfikirkan g klo pas kita liat api kan ada beberapa warna. dari kompor gas warna biru, dari minyak tanah warna merah, dari batu arang warna kuning, Kalian semua pasti sudah paham tentang api, baik itu kegunaannya dalam hidup kita sehar-hari ataupun dari pelajaran yang kalian dapat. Tapi tahukah kalian, kenapa api itu bisa memiliki beberapa warna dan apakah perbedaan dari masing-masing warna api tersebut. Berikut ini beberapa penjelasan mengenai warna dan jenis api.
pernah terfikirkan g klo pas kita liat api kan ada beberapa warna. dari kompor gas warna biru, dari minyak tanah warna merah, dari batu arang warna kuning, Kalian semua pasti sudah paham tentang api, baik itu kegunaannya dalam hidup kita sehar-hari ataupun dari pelajaran yang kalian dapat. Tapi tahukah kalian, kenapa api itu bisa memiliki beberapa warna dan apakah perbedaan dari masing-masing warna api tersebut. Berikut ini beberapa penjelasan mengenai warna dan jenis api.
Kemampuan
manusia purba mengontrol api merupakan langkah paling penting dalam sejarah
peradaban. Ternyata, teknik itu dipahami lebih lambat dari perkiraan
sebelumnya.
Kebiasaan memanfaatkan api dimulai antara 300 ribu hingga 400 ribu tahun yang lalu berdasarkan analis 141 situs arkeologi seluruh Eropa. Padahal sebelumnya, ilmuwan memperkirakan penggunaan api sudah berlangsung di Eropa setidaknya satu juta tahun yang lalu. Kebanyakan arkeolog setuju penggunaan api terkait kolonisasi di luar Afrika, terutama di Eropa saat suhu jatuh hingga di bawah titk beku.Temuan yang dipublikasikan di jurnal Proceedings of the National Academy ofUniversity of Colorado itu mengungkapkan manusia purba dan kaum Neanderthal yang hidup di Eropa secara rutin menggunakan api untuk kehangatan, memasak dan sumber cahaya“Pola yang muncul sama mengejutkan dengan kemampuan manusia kuno untuk bertahan di iklim dingin Eropa,” tulis Wil Roebroeks dari Leiden University, Belanda. Alasan mengapa manusia lampau ‘terlambat’ menggunakan api diantaranya penyesuaian pola makan sehingga terbiasa dengan cuaca dingin. Mereka mengkonsumsi daging mentah dan makanan laut.
Arkeolog Harvard University, Richard W. Wrangham mengklaim kemampuan memanfaatkan api untuk memasak sehingga menciptakan gizi yang cukup bagi manusia merupakan salah satu titik utama dalam evolusi manusia modern.
Langkah awal menuju peradaban manusia adalah
penemuan cara membuat dan menggunakan api. Seperti yang kita tahu manusia
purba, nenek moyang kita hidup ratusan ribu tahun yang lalu menggunakan api
dari arang dan tulang-tulang hangus yang ditemukan dalam gua mereka. Bahkan
batu-batu yang digunakan sebagai perapian masih berdiri tegak dan telah
ditemukan oleh para peneliti.
Tapi..bagaimana manusia purba menguasai cara
membuat api?Memang tidak ada yang tahu pasti bagaimana mereka menemukannya.
Kita hanya bisa menduga-duga. Mungkin mereka sudah tahu cara menggunakannya
sebelum mereka tahu cara menyalakannya. Beberapa peneliti menuturkan bahwa
manusia purba menemukan api secara tidak sengaja ketika petir menyambar pohon –
pohon lapuk dan membakarnya. Hampir semua suku-suku purba mempunyai
kebiasaan untuk memelihara seunggun api abadi dari pada menyalakannya, sebab
mereka berfikir lebih mudah untuk memeliharanya daripada menyalakannya.
Pada waktu manusia menginjak-injak
batu-batuan dalam gelap, mereka melihat percikan-percikan api saat batu-batu
tersebut berbenturan. Kejadian itu berlangsung selama ribuan tahun sebelum
mereka menjadi cukup cerdik untuk dengan sengaja membenturkan batu-batu.
Banyak alasan mengapa penggunaan api
dianggap sebagai suatu langkah maju yang besar bagi peradaban orang purba.
Diantaranya, dengan memasak menjadikan makanan lebih sedap. Persediaan makanan
dapat disimpan lebihlama dengan cara diasap dan mengawetkannya. Ujung mata
perkakas juga dapat diperkeras diatas api. Api unggun dan obor dapat dipakai
untuk menghalau binatang buas. Dan yang paling penting adalah bisa melindungi
dari rasa dingin sehingga ia dapat tetap hidup nyaman meski tinggal di daerah
yang dingin.
Pengendalian api oleh manusia purba
Sebuah rekonstruksi Homo erectus,
spesies manusia paling awal yang dikenal memiliki keahlian
pengendalian api.
Pengendalian
api oleh manusia purba adalah titik balik dalam evolusi kebudayaan manusia
yang memungkinkan manusia untuk berkembang biak dengan memasak makanan, dan
dengan menemukan kehangatan dan perlindungan. Makanan dimasak
dengan protein dan karbohidrat oleh manusia. Api juga memungkinkan
perluasan aktivitas manusia ke dalam jam lebih dingin dari malam hari (atau
iklim lebih dingin secara umum), dan memberikan perlindungan dari predator.
Bukti tegas kontrol luas api sekitar 125.000
tahun yang lalu dan kemudian. Bukti untuk dikendalikan penggunaan api
oleh Homo
erectus dimulai
sekitar 400.000 tahun yang lalu dan mendapatkan dukungan ilmiah yang luas.
Sementara klaim tentang bukti awal sebagian besar dianggap sebagai tidak
meyakinkan atau lengkap.[1]
Klaim
untuk bukti definitif awal pengendalian api oleh anggota Homo berkisar
0,2-1,7 juta tahun lalu (Mya).[2]
^ "Api
digunakan oleh Homo erectus di Cina utara lebih dari 400.000 tahun
yang lalu, dan ada bukti lengkap yang menunjukkan bahwa mungkin telah digunakan
lama sebelum itu (Gowlett, 1984, pp. 181-82)." Price, David. "Energy and Human Evolution". Diakses 2007-11-12.
^ James, Steven
R. (Februari 1989). "Hominid Use of Fire in the Lower and Middle
Pleistocene: A Review of the Evidence".Current
Anthropology (University of Chicago Press) 30 (1):
1–26. doi:10.1086/203705.
Sejarah
api pertama kali ditemukan
Dalam sejarah banyak sekali
penemuan-penemuan yang sangat membantu bagi kehidupan kita, dan hampir setiap
penemuan dalam sejarah bisa merubah kehidupan umat manusia hingga dunia. Salah
satunya adalah api, sedikit aneh memang kalau kita membicarakan tentang api,
namun api yang kita pergunakan memang merubah bagi kehidupan, dan kita juga
harus tahu sejarah pertama kali api itu ditemukan di dunia ini. Api sangat
dibutuhkan bagi kelangsungan hidup manusia walau kadang api ini menimbulkan
masalah. Tergantung seperti apa api itu kita gunakan, ada pepatah mengatakan
"kecil jadi kawan dan besar jadi lawan". Manfaat api memang sudah bisa kita
rasakan dalam kehidupan seperti untuk penerangan, memasak, menghangatkan tubuh
dan lain sebagainya. image source : public-domain-image.com Dan terkadang kita
bertanya-tanya bagaimana api mula-mula ditemukan dan siapa penemunya?, Api atau
energi panas yang pada awalnya bisa kita dapatkan dengan membenturkan dua buah
batu atau dengan mmenggesekan dua buah kayu, sehingga akan menimbulkan percikan
api yang kemudian bisa kita gunakan pada ranting kering atau daun kering yang
kemudian bisa menjadi sebuah api. Pertama kali api dikenal adalah pada zaman
purba yang secara tidak sengaja mereka melihat petir yaitu cahaya panas
dilangit yang menyambar pohon-pohon disekitarnya, sehingga api itu pun muncul
membakar pohon-pohon itu. Mulai dari situ lah peradaban mulai berubah, para
manusia purba itu pun baru mengenal api untuk memasak, penerangan dan yang
lainnya.
SISTEM KEPERCAYAAN
Pada saat itu masyarakat sudah mengenal
kepercayaan pada tingkat awal. Mereka yakin bahwa ada hubungan antara orang
yang sudah meninggal dan yang masih hidup.Mereka telah mengenal kepercayaan
sistem penguburan sebagai bukti penghormatan terakhir kepada orang yang meninggal.
Hal ini terbukti dengan didirikan kuburan sebagai bukti penghormatan terakhir
pada orang yang meninggal
Hal ini menunjukkan
bahwa telah muncul kepercayaan pada masa berburu dan meramu. Dengan penguburan
berarti telah muncul konsep kepercayaan tentang adanya hubungan antara orang
yang sudah meninggal dengan yang masih hidup.
Kepercayaan terhadap roh inilah dikenal
dengan istilah Aninisme.
Aninisme berasal
dari kata Anima artinya jiwa atau roh, sedangkan isme artinya paham atau
kepercayaan. Di samping adanya kepercayaan animisme, juga terdapat kepercayaan
Dinamisme.
Dinamisme adalah
kepercayaan terhadap benda-benda tertentu yang dianggap memiliki kekuatan gaib.
Contohnya yaitu kapak yang dibuat dari batu chalcedon (batu indah) dianggap
memiliki kekuatan.
Manusia
purba di Indonesia pada masa ini diperkirakan sudah mengenal bahwa jenazah
manusia itu harus dikubur. Kesadaraan akan adanya kekuatan gaib di luar
perhitungan manusia. Itulah yang menjadi dasar kepercayaan.
Bangsa Proto Melayu dan Bangsa Deutero Melayu
a. Bangsa Proto Melayu (Bangsa Melayu Tua)
Kira-kira pada tahun 1500 SM bangsa Proto Melayu masuk ke
Indonesia. Bangsa Proto Melayu memasuki Indonesia melalui dua jalur/
jalan, yakni jalan barat, yaitu melalui Malaya - Sumatra dan jalan timur, yaitu
melalui Pilipina - Sulawesi Utara.
Bangsa Proto Melayu memiliki kebudayaan yang setingkat lebih tinggi
daripada kebudayaan Homo Sapiens Indonesia. Kebudayaan mereka adalah
kebudayan batu-baru atau Neolitikum (neo = baru, lithos = batu). Meskipun
barang-barang hasil kebudayaan mereka masih terbuat dari batu, tetapi telah
dikerjakan dengan baik. Barang-barang hasil kebudayaan yang terkenal ialah
kapak persegi dan kapak lonjong.
Kebudayaan kapak persegi dibawa oleh bangsa Proto Melayu yang
melalui jalan barat, sedangkan kebudayaan kapak lonjong dibawa melalui
jalan timur. Bangsa Proto Melayu akhirnya terdesak dan bercampur dengan
bangsa Deutero Melayu yang kemudian menyusul masuk ke Indonesia.
Bangsa Indonesia sekarang yang termasuk keturunan bangsa Proto Melayu,
misalnya suku bangsa Batak, Dayak, dan Toraja.
b. Bangsa Deutero Melayu (Bangsa Melayu Muda)
Kira-kira tahun 500 SM, nenek moyang kita gelombang ke dua mulai
memasuki Indonesia. Bangsa Deutero Melayu memasuki Indonesia melalui
satu jalan saja, yaitu jalan barat (yakni melalui Malaya - Sumatera ). Menurut
N. Daldjoeni (1984), bangsa Deutero Melayu atau Melayu Muda ini berasal
dari Dongson di Vietnam Utara, sehingga mereka ini kadang kala disebut
orang-orang Dongson. Mereka telah memiliki kebudayaan yang lebih tinggi
daripada bangsa Proto Melayu. Peradaban mereka ditandai dengan
kemampuan mengerjakan logam dengan sempurna. Barang-barang hasil
kebudayaan mereka telah terbuat dari logam. Mula-mula dari perunggu dan
kemudian dari besi. Hasil kebudayaan logam di Indonesia yang terpenting
ialah kapak corong atau kapak sepatu dan nekara. Di bidang pengolahan
tanah, mereka telah sampai pada usaha irigasi atas tanah-tanah pertanian
yang berhasil mereka wujudkan, yakni dengan membabad hutan terlebih
dahulu. Sudah selayaknya mereka mencari daerah-daerah seperti di Jawa
dan pantai-pantai Sumatra untuk digarap seperti di negeri asal mereka.
Mereka juga telah mengenal perikanan laut dan pelayaran, sehingga rute
perpindahan ke Nusantara juga memanfaatkan jalan laut. Bangsa Indonesia
sekarang yang termasuk keturunan bangsa Deutero Melayu, misalnya suku
bangsa Jawa, Madura, Menado dan Melayu (Sumatra, Kalimantan dan
Malaka).
Selanjutnya berdasarkan perbedaan ras, manusia ( penduduk ) Indonesia
awal paling tidak ada 4 (empat) ras, yaitu Manusia Purba, Ras Weddid
(Wedda), Ras Papua - Melanesoida (Negrito), dan Ras Melayu (Austronesia).
Kira-kira pada tahun 1500 SM bangsa Proto Melayu masuk ke
Indonesia. Bangsa Proto Melayu memasuki Indonesia melalui dua jalur/
jalan, yakni jalan barat, yaitu melalui Malaya - Sumatra dan jalan timur, yaitu
melalui Pilipina - Sulawesi Utara.
Bangsa Proto Melayu memiliki kebudayaan yang setingkat lebih tinggi
daripada kebudayaan Homo Sapiens Indonesia. Kebudayaan mereka adalah
kebudayan batu-baru atau Neolitikum (neo = baru, lithos = batu). Meskipun
barang-barang hasil kebudayaan mereka masih terbuat dari batu, tetapi telah
dikerjakan dengan baik. Barang-barang hasil kebudayaan yang terkenal ialah
kapak persegi dan kapak lonjong.
Kebudayaan kapak persegi dibawa oleh bangsa Proto Melayu yang
melalui jalan barat, sedangkan kebudayaan kapak lonjong dibawa melalui
jalan timur. Bangsa Proto Melayu akhirnya terdesak dan bercampur dengan
bangsa Deutero Melayu yang kemudian menyusul masuk ke Indonesia.
Bangsa Indonesia sekarang yang termasuk keturunan bangsa Proto Melayu,
misalnya suku bangsa Batak, Dayak, dan Toraja.
b. Bangsa Deutero Melayu (Bangsa Melayu Muda)
Kira-kira tahun 500 SM, nenek moyang kita gelombang ke dua mulai
memasuki Indonesia. Bangsa Deutero Melayu memasuki Indonesia melalui
satu jalan saja, yaitu jalan barat (yakni melalui Malaya - Sumatera ). Menurut
N. Daldjoeni (1984), bangsa Deutero Melayu atau Melayu Muda ini berasal
dari Dongson di Vietnam Utara, sehingga mereka ini kadang kala disebut
orang-orang Dongson. Mereka telah memiliki kebudayaan yang lebih tinggi
daripada bangsa Proto Melayu. Peradaban mereka ditandai dengan
kemampuan mengerjakan logam dengan sempurna. Barang-barang hasil
kebudayaan mereka telah terbuat dari logam. Mula-mula dari perunggu dan
kemudian dari besi. Hasil kebudayaan logam di Indonesia yang terpenting
ialah kapak corong atau kapak sepatu dan nekara. Di bidang pengolahan
tanah, mereka telah sampai pada usaha irigasi atas tanah-tanah pertanian
yang berhasil mereka wujudkan, yakni dengan membabad hutan terlebih
dahulu. Sudah selayaknya mereka mencari daerah-daerah seperti di Jawa
dan pantai-pantai Sumatra untuk digarap seperti di negeri asal mereka.
Mereka juga telah mengenal perikanan laut dan pelayaran, sehingga rute
perpindahan ke Nusantara juga memanfaatkan jalan laut. Bangsa Indonesia
sekarang yang termasuk keturunan bangsa Deutero Melayu, misalnya suku
bangsa Jawa, Madura, Menado dan Melayu (Sumatra, Kalimantan dan
Malaka).
Selanjutnya berdasarkan perbedaan ras, manusia ( penduduk ) Indonesia
awal paling tidak ada 4 (empat) ras, yaitu Manusia Purba, Ras Weddid
(Wedda), Ras Papua - Melanesoida (Negrito), dan Ras Melayu (Austronesia).
Kapan
Api Pertama kali Ditemukan?
Api adalah salah satu adaptasi
tertua dan paling penting dalam peradaban manusia. Api memberikan kehangatan
dalam cuaca dingin, memperpanjang waktu siang, memberikan lebih banyak waktu
untuk membuat alat dan berkomunikasi. Api juga membantu menjaga manusia purba
dari kemungkinan serangan predator malam.
Dalam aktivitas sehari-hari,
api membantu mengeringkan kulit dan menghangatkan daging, memasak makanan,
hingga membantu proses pembuatan peralatan. Namun, sampai sekarang, belum
diketahui secara pasti kapan dan bagaimana manusia purba pertama kali menemukan
api dan menggunakannya untuk kebutuhan sehari-hari.
Letusan gunung berapi dan
sambaran petir mungkin memberikan ilham bagi manusia pada masa lalu untuk
memanfaatkan api. Namun, proses pembuatan dan perawatan api tentu membutuhkan
waktu yang lama sekaligus rumit. Bagaimana cara manusia purba membuat api
pertama kali, dan mempertahankan api mereka? Apakah mereka membawa api dari
satu tempat ke tempat lain? Jika ya, bagaimana caranya? Pertanyaan-pertanyaan
itu belum terjawab oleh para ilmuwan, termasuk kapan pertama kali api ditemukan
dan digunakan.
Menyangkut api, para ilmuwan hanya menemukan bekas-bekas
penggunaan api pada masa purba. Di Swartkrans, Afrika Selatan, misalnya, para
ilmuwan menemukan fosil tulang belulang hewan yang dibakar, berusia 1,5 juta
tahun. Artinya, api telah mulai digunakan sejak 1,5 juta tahun yang lalu. Di
Zhoukoudian, Cina, juga ditemukan situs homo erectus yang berusia antara 460
ribu sampai 230 ribu tahun lalu. Di situs itu ditemukan fosil tulang belulang
hewan yang dibakar, biji yang ditanak, dan alat-alat batu.
Sementara itu, tungku tertua,
dari sekitar 465 ribu tahun lalu, ditemukan di Menez-Dregan, Prancis. Di tempat
itu, manusia purba juga diperkirakan menggunakan sebuah kawah arang yang
dikelilingi batu berulang kali untuk membantu aktivitas mereka. Kemudian, di
Abri Pataud, Prancis, ilmuwan juga menemukan situs lain berusia 40 ribu tahun
yang mengandung batuan yang dihangatkan dan saluran pembuangan untuk udara dan
asap—manajemen api yang penting di masa itu maupun di masa sekarang.
Manusia purba
menggunakan api untuk
kehangatan, memasak dan untuk sumber cahaya Mungkin memang butuh penelitian
lebih lanjut karena sepertinya kurang sedikit bukti. informasinya cukup
menarik. Akan tetapi saya masih tidak percaya. dari dulu saya lebih yakin bahwa
manusia purba lebih menggunakan matahari dari pada api untuk bertahan hidup.
tapi ternyata itu salah
Manusia purba hidup secara primitive dan belum mengenal api. Beberapa peneliti menuturkan bahwa manusia purba menemukan api secara tidak sengaja ketika petir menyambar pohon – pohon di lingkungan koloni. Sejak Api ditemukan peradaban manusia melangkah lebih maju dengan ditemukanlah system memasak, berburu modern dan berakhir pada penerangan
Menurut saya, informasi tersebut kurang menarik karena belum ada bukti pasti dari para peneliti
Api sudah ditemukan sejak jaman purba, ketika petir menyambar pohon- pohon di sekitar mereka. Di situlah api baru ditemukan dan masih digunakan oleh manusia jaman sekarang
Pengetahuan manusia untuk memasak makanan berarti juga baru ditemukan setelah manusia mengenal api!
Manusia purba hidup secara primitive dan belum mengenal api. Beberapa peneliti menuturkan bahwa manusia purba menemukan api secara tidak sengaja ketika petir menyambar pohon – pohon di lingkungan koloni. Sejak Api ditemukan peradaban manusia melangkah lebih maju dengan ditemukanlah system memasak, berburu modern dan berakhir pada penerangan
Menurut saya, informasi tersebut kurang menarik karena belum ada bukti pasti dari para peneliti
Api sudah ditemukan sejak jaman purba, ketika petir menyambar pohon- pohon di sekitar mereka. Di situlah api baru ditemukan dan masih digunakan oleh manusia jaman sekarang
Pengetahuan manusia untuk memasak makanan berarti juga baru ditemukan setelah manusia mengenal api!
Dalam sejarah banyak sekali penemuan-penemuan
yang sangat membantu bagi kehidupan kita, dan hampir setiap penemuan dalam
sejarah bisa merubah kehidupan umat manusia hingga dunia.
Salah satunya adalah api, sedikit aneh memang kalau kita membicarakan tentang api, namun api yang kita pergunakan memang merubah bagi kehidupan, dan kita juga harus tahu sejarah pertama kali api itu ditemukan di dunia ini.
Api sangat dibutuhkan bagi kelangsungan hidup manusia walau kadang api ini menimbulkan masalah. Tergantung seperti apa api itu kita gunakan, ada pepatah mengatakan "kecil jadi kawan dan besar jadi lawan". Manfaat api memang sudah bisa kita rasakan dalam kehidupan seperti untuk penerangan, memasak, menghangatkan tubuh dan lain sebagainya.
Salah satunya adalah api, sedikit aneh memang kalau kita membicarakan tentang api, namun api yang kita pergunakan memang merubah bagi kehidupan, dan kita juga harus tahu sejarah pertama kali api itu ditemukan di dunia ini.
Api sangat dibutuhkan bagi kelangsungan hidup manusia walau kadang api ini menimbulkan masalah. Tergantung seperti apa api itu kita gunakan, ada pepatah mengatakan "kecil jadi kawan dan besar jadi lawan". Manfaat api memang sudah bisa kita rasakan dalam kehidupan seperti untuk penerangan, memasak, menghangatkan tubuh dan lain sebagainya.
Dan
terkadang kita bertanya-tanya bagaimana api
mula-mula ditemukan dan siapa penemunya?, Api atau energi panas yang pada awalnya bisa
kita dapatkan dengan membenturkan dua buah batu atau dengan mmenggesekan dua
buah kayu, sehingga akan menimbulkan percikan api yang kemudian bisa kita
gunakan pada ranting kering atau daun kering yang kemudian bisa menjadi sebuah
api.
Pertama kali api dikenal adalah pada zaman purba yang secara tidak sengaja mereka melihat petir yaitu cahaya panas dilangit yang menyambar pohon-pohon disekitarnya, sehingga api itu pun muncul membakar pohon-pohon itu. Mulai dari situ lah peradaban mulai berubah, para manusia purba itu pun baru mengenal api untuk memasak, penerangan dan yang lainnya.
Pertama kali api dikenal adalah pada zaman purba yang secara tidak sengaja mereka melihat petir yaitu cahaya panas dilangit yang menyambar pohon-pohon disekitarnya, sehingga api itu pun muncul membakar pohon-pohon itu. Mulai dari situ lah peradaban mulai berubah, para manusia purba itu pun baru mengenal api untuk memasak, penerangan dan yang lainnya.
Masa Prasejarah
di Indonesia – Sobat Situs Sejarah, pada kesempatan kali ini Situs
Sejarah akan membahas artikel sejarah mengenai Materi masa prasejarah atau
praakasara di Indonesia.
Manusia
Purba di Indonesia
Pithecan thropus erectus. Artinya
manusia kera yang berjalan tegak. Fosil ini ditemukan oleh seorang ahli
purbakala dari Belanda bernama Eugene Dubois, di desa Trinil Ngawai Jawa Timur
tahun 1891.
Meganthropus Palaeojavanicus.
Artinya manusia besar tertua dari Jawa. Fosil ini ditemukan oleh Von Koenigswald
di Sangiran Surakarta tahun 1941;
Homo. Artinya Manusia. Ada dua jenis
fosil homo. Yaitu Homo Soloensis dan Homo Wajakensis. jenis Manusia Homo antara
lain: Homo Soloensis artinya manusia dari Solo. Fosil ini ditemukan oleh Ter
Haar dan Oppenort di daerah Ngandong lembah Bengawan Solo; Homo Wajakensis
artinya manusia dari Wajak. Fosil ini ditemukan di desa Wajak dekat Tulungagung
Jawa Timur oleh Eugene Dubois tahun 1889, mirip dengan penduduk asli Australia.
Berdasarkan perkembangannya dikenal jenis homo yang lain. Yaitu Homo
Sapiens artinya Manusia Cerdas, jenis ini lebih sempurna dan dikatakan sebagai
nenek moyang bangsa Indonesia yang berasal dari Yunan.
Urut-urutan yang lebih tua
Meganthropus, pithecanthropus, Homo.
Manusia Purba diluar Indonesia
Manusia purba di China. Disebut Homo
Pekinensis artinya Manusia dari Peking (Sekarang Beijing). Fosil ini ditemukan
di Gua Choukoutien sekitar 40 KM dari Peking oleh Davidson Black (orang
Kanada).
Manusia purba di Afrika. Disebut
Homo Africanus artinya manusia dari Afrika. fosil ini ditemukan oleh Raymond
Dart di dekat pertambangan Taung Bostwana tahun 1924.
Manusia Purba di Eropa. Disebut Homo
Neandherthalensis artinya manusia Neanderthan. Fosil ini ditemukan oleh Rudolf
Virchow di lembah Neadher Dusseldof Jerman Barat tahun 1856.
Zaman Prasejarah
Zaman
prasejarah adalah zaman pada saat manusia belum mengenal tulisan (Disebut juga
zaman belum ada tulisan). Dimulai sejak adanya manusia sampai manusia mengenal
tulisan. Sumber yang digunakan untuk mengetahui kehidupan prasejarah antara
lain fosil dan artefak. Fosil adalah sisa mahluk yang telah membatu (menjadi
batu). Fosil yang dapat memberi petunjuk disebut fosil pandu ( Keifosil);
Artefak adalah alat-alat yang digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
(terbuat dari batu, tulang maupun logam).
Cara mempelajari peninggalan sejarah
zaman purba ada dua cara :
Cara stratigrafi adalah cara
mempelajari peninggalan purba berdasarkan letaknya di dalam lapisan tanah
(sesuai lapisan tanah)
Cara Tipologi adalah cara
mempelajari peninggalan purba dengan mengelompokkan benda-benda purbakala ke
dalam kelompok yang sejenis.
Pembagian zaman
prasejarah
Pembagian zaman berdasarkan hasil
kebudayaan. Kehidupan zaman prasejarah dibedakan menjadi dua :
v Zaman Batu
Zaman Batu. Yaitu zaman dimana semua
peralatan dibuat dari batu. Dibedakan menjadi empat yaitu :
1. Zaman Batu Tua (Palaeolithicum) Memiliki ciri-ciri :
Peralatan terbuat dari batu; Jenis alat yang digunakan (Kapak genggam, kapak
perimbas dan alat serpih); Manusia hidup mencari makan dengan meramu dan
berburu; Bertempat tinggal berpindah-pindah (nomaden); Belum mengenal seni.
2. Zaman Batu Madya (mesolithicum). Memiliki ciri-ciri :
Peralatan terbuat dari batu; Jenis alat yang digunakan (Kapak genggam, kapak
perimbas dan alat serpih); Manusia hidup mencari makan dengan meramu dan
berburu; Bertempat tinggal berpindah-pindah (nomaden); Ditemukannya Kjokkenmoddinger
(bukit-bukit karang hasil sampah dapur); ditemukannya Abris Sous Roche
(gua-gua sebagai tempat tinggal); Sudah mengenal seni (lukisan pada dinding gua
berbentuk cap tangan dan babi hutan; Alat yang digunakan disebut peble/Kapak
Sumatra.
3. Zaman Batu Muda (neolithicum). Zaman ini merupakan revolusi
pada zaman prasejarah (terjadi perubahan yang mendasar). Dan telah mengenal
hasil-hasil kebudayaan sebagai berikut : Peralatan sudah dihaluskan, diberi
tangkai. Jenis alat yang digunakan kapak persegi dan lonjong; Pakaiannya dari
kulit kayu, perhiasannya dari batu dan manik; Telah bertempat tinggal menetap
(sedenter); Telah menganut kepercayaan animisme dan dinamisme .
4. Zaman Batu Besar (megalithicum). Hasil kebudayaannya umumnya
terbuat dari batu dalam ukuran besar. Hasil benda-bendanya sebagai berikut :
Menhir yaitu tugu yang terbuat dari batu besar (untuk tempat memuja arwah
leluhur); Dolmen yaitu meja batu yang digunakan untuk meletakkan sesaji; Kubur
batu yaitu tempat menyimpan mayat.; Waruga yaitu kubur batu yang berbentuk
kubus; Sarkofagus yaitu kubur batu yang berbentuk lesung; Punden berundak yaitu
batu yang disusun berundak-undak (bertingkat) .
v Zaman Logam
Zaman logam. Yaitu zaman dimana
manusia sudah menggunakan peralatan yang dibuat dari logam. Zaman ini dibedakan
menjadi tiga yaitu:
1. Zaman perunggu. Yaitu
zaman dimana peralatan yang digunakan di buat dari perunggu, diantaranya :
Nekara Yaitu genderang besar terbuat dari perunggu yang digunakan untuk upacara
mengundang hujan. Nekara terbesar ditemukan di Bali yang disimpan di Pura
Besakih yang disebut The Moon Of Pejeng; Moko yaitu genderang kecil terbuat
dari perunggu yang digunakan untuk upacara keagamaan atau mas kawin; Kapak
corong – kapak sepatu; Arca perunggu berbentuk orang atau binatang; Bejana
perunggu berbentuk gitar spanyol tanpa tangkai; Perhiasan perunggu berupa
gelang, cincin, dan kalung.
2. Zaman Tembaga. Indonesia
tidak mengalami zaman tembaga, setelah zaman perunggu Indonesia memasuki zaman
besi.
3. Zaman Besi. Menghasilkan
benda peralatan hidup dan senjata, antara lain tombak, mata panah, cangkul,
sabit dan mata bajak.
Pembagian zaman
berdasarkan corak kehidupan
Berdasarkan corak kehidupannya,
zaman prasejarah dibedakan menjadi tiga masa yaitu :
1.
Masa
meramu dan berburu
Manusia dizaman ini mencari makan
dengan mengumpulkan makanan dari hasil hutan (ubi, talas, buah-buahan, dan
sayur-sayuran) dan berburu binatang (banteng, kerbau liar, babi, rusa, dan
burun)
Alat-alat yang digunakan :
Kapak perimbas untuk merimbas kayu
menguliti binatang dan memecah tulang.
Alat serpih untuk melobangi dan
menusuk.
Kapak genggam untuk menggali ubi dan
memotong daging binatang buruan.
Mata tombak dan tangkai tombak untuk
berburu.
Mereka membuat api dengan cara
menggesek-gesekkan dua batu, sehingga keluar percikan-percikan api.
2.
Masa
bercocok tanam.
Zaman ini merupakan revolusi pada
masa prasejarah (mengalami perubahan yang besar). Dan telah mengenal cara hidup
:
Cara hidup meramu dan berburu
berubah menjadi bercocok tanam di ladang ataupun sawah.
Bertempat tinggal yang
berpindah-pindah menjadi menetap (sedenter)
Peralatan hidup dari batu halus.
Kepercayaan mulai berkembang.
3.
Masa
Perundagian (Pertukangan)
Kehidupannya mulai menetap dalam
kelompok-kelompok perkampungan. Lahir kelompok undagi (kelompok
yang mempunyai keahlian menciptakan suatu barang)
Nenek Moyang bangsa
Indonesia
Asal usul ras bangsa Indonesia
Di dunia ada ras Mongoloid yang
termasuk di dalamnya :
ü Asiatik Mongoloid (Cina, Jepang dan Korea)
ü Malayan Mongoloid (Melayu)
ü American Mongoloid (Suku Indian)
Bangsa Indonesia termasuk ras
Mongoloid, terutama Malayan Mongoloid.
Penyebaran Nenek moyang bangsa
Indonesia.
Menurut pendapat Kern da Heine
Geldern, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari daratan Asia, terutama dari
Yunan. Mereka berangkat dari Yunan menyebar ke selatan, antara lain ke
Indonesia.
Penyebaran nenek moyang bangsa
Indonesia melalui dua periode :
Periode persebaran tahun 1500 SM.
Persebaran ini disebut Proto Melayu, melalui dua jalur : Jalur barat/selatan
yaitu Yunan-Malaya-Sumatera dan Jawa – Kalimantan; Jalur timur/Utara yaitu
Yunan – Vietnam – Filipina – Sulawesi.
Periode persebaran tahun 500 SM.
Persebaran ini disebut Deutro Melayu, melalui satu jalur : Yaitu dari Yunan –
daratan asia – Semenanjung Malaya – Sumatra dan Jawa.
Bangsa Indonesia termasuk keturunan
periode proto Melayu adalah suku Toraja dan Suku Dayak. Keturunan Deutro Melayu
adalah suku Jawa dan Bugis. Bangsa Indonesai telah mengenal animisme
(yaitu kepercayaan yang meyakini bahwa setiap mahluk/benda memiliki roh/jiwa/nyawa)
dan dinamisme (yaitu kepercayaan yang meyakini bahwa setiap mahluk/benda
memiliki kekuatan gaib).[ss].
TUGAS REMEDIAL
SEJARAH
ARTIKEL MANUSIA
PURBA MENGENAL API
DISUSUN OLEH
MERISKA LUSIANA
X MIA 2
SEKOLAH MENEGAH ATAS
NEGERI 03
KOTA BENGKULU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar